Symbol
A visible sign or representation of an idea; anything which suggests an idea or quality, or another thing, as by resemblance or by convention; an emblem; a representation; a type; a figure; as, the lion is the symbol of courage; the lamb is the symbol of meekness or patience.
Any character used to represent a quantity, an operation, a relation, or an abbreviation.
An abstract or compendium of faith or doctrine; a creed, or a summary of the articles of religion.
That which is thrown into a common fund; hence, an appointed or accustomed duty.
Share; allotment.
An abbreviation standing for the name of an element and consisting of the initial letter of the Latin or New Latin name, or sometimes of the initial letter with a following one; as, C for carbon, Na for sodium (Natrium), Fe for iron (Ferrum), Sn for tin (Stannum), Sb for antimony (Stibium), etc. See the list of names and symbols under Element.
Secara etimologis, simbol berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide (Hartoko & Rahmanto, 1998:133).
Ada pula yang menyebutkan “symbolos” yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang.
Biasanya simbol terjadi berdasarkan metonimi (metonimy), yaitu nama untuk benda lain yang berasosiasi atau yang menjadi atributnya.
Misalnya: si kaca mata untuk seseorang yang berkacamata. Si jangkung untuk orang yang tinggi kurus. Simbol juga terjadi karena metafora (metaphor), yaitu pemakaian kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan.
Misalnya: kaki gunung, kaki meja disebut berdasarkan kias pada kaki manusia. Batu pun bisa berteriak berdasarkan kias teriak manusia.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia:
“simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu”. Misalnya warna putih melambangkan kesucian, lambang padi lambang kemakmuran dan kopiah merupakan salah satu tanda pengenal bagi warga negara RI.
Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri.
Dalam konsep Pierce, simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri.
Hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang ditandakan (petanda) sifatnya konvensional. Berdasarkan konvensi itu masyarakat menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan menafsirkan maknanya.
Simbol dapat dibedakan berdasarkan:
1. Simbol-simbol universal, berkaitan dengan simbol-simbol umum, misalnya tidur sebagai lambang kematian.
2. Simbol kultural, yang dilatarbelakangi oleh suatu kebudayaan tertentu, misalnya keris dalam kebudayaan Jawa.
3. Simbol individual yang biasanya dapat ditafsirkan dalam konteks keseluruhan karya seorang pengarang.
Menurut Arthur Asa Berger, simbol diklasifikasikan berdasarkan:
Konvensional, aksidental dan universal. Simbol konvensional adalah kata-kata yang berdiri atau ada untuk menggantikan sesuatu. Simbol aksidental sifatnya lebih personal, sebagai contoh orang yang baru jatuh cinta di Surabaya, maka bagi dia surabaya adalah simbol cinta. Sedangkan simbol universal adalah sesuatu yang berakar dari pengalaman semua orang dan orang memahami sebuah simbol karena mempunyai pengalaman yang sama.
SIMBOL Menurut Pierce, simbol erat hubungannya dengan pikiran/referensi dan acuan.
Banyak orang selalu mengartikan simbol sama dengan tanda. Sebetulnya, tanda berkaitan langsung dengan objek, sedangkan simbol memerlukan proses pemaknaan yang lebih intensif setelah menghubungkannya dengan objek.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment