Thursday, February 14, 2008

Gudang Garam (salt warehouse)



Orang Indonesia mana yang tak kenal dengan merek dagang yang satu ini. Gudang Garam. Salah satu merek dagang yang memproduksi rokok tembakau terbesar di negeri ini. Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh seorang ”juragan” tembakau yang rendah hati, Tjoa Ing Hwie.
Keahliannya mengolah racikan tembakau didapat ketika ia mengikuti pamannya bekerja di pabrik rokok Cap 93. Masa itu Cap 93 adalah produsen rokok terkenal di wilayah Jawa Timur.
Kerja kerasnya membawa ia menjabat direktur perusahaan waktu itu.


Lepas dari Cap 93 pada tahun 1956, Tjoa Ing Hwie membeli sebidang tanah di Kediri. Bersama 50 karyawan yang diboyong dari Cap 93 ia mendirikan pabrik rokok klobot dengan merek Inghwie. Dua tahun usahanya mengalami kemajuan, ia pun merubah merek dagang rokoknya dengan Tjap Goedang Garam... and a legend was born.


Pertanyaannya adalah, kenapa harus pakai nama ”Gudang Garam” ?
Ada kisah dibelakang penggunaan nama Gudang Garam. Pada suatu malam Tjoa Ing Hwie bermimpi tentang sebuah gudang tua penyimpanan garam. Di seberang gudang tersebut berdiri pabrik Cap 93 yang terlihat mentereng. Tjoa Ing Hwie pun menceritakan perihal mimpinya pada Sarman, seorang karyawan loyal-nya. Sarman pun coba menterjemahkan mimpi sang ”juragan” kedalam sebuah gambar ilustrasi. Berawal dari itu, Sarman menyarankan pada Tjoa Ing Hwie untuk menetapkan gambar-nya menjadi logo produk rokok, dengan merek dagang Gudang Garam.

Catatan kecil :

Coba perhatikan baik-baik logo Gudang Garam.

1. Ada 5 bangunan yang berdiri berhimpitan.
- 2 bangunan dari kiri semua pintunya terbuka
- 2 bangunan disebelahnya, setengah pintu terbuka
- 1 bangunan paling ujung kanan, semua pintunya tertutup.
2. Dibelakan kanan dari kelima bangunan tersebut berdiri dua gunung, dengan bentuk yang simetris.
3. Di depan kelima gedung melintas sebuah rel kereta.


Banyak persepsi utak-utik ”gathuk” di masyarakat tentang makna dari logo Gudang Garam tersebut. Tak sedikit pula yang menterjemahkan-nya melalui pendekatan klenik.


Yang jelas, hanya Tjoa Ing Hwie dan Sarman yang bisa menjawabnya...

Wednesday, February 13, 2008

Simbol Kanji

15 Tanda Yang Ada di Logo Jaman Sekarang

Dalam kehidupan kita sehari-hari, logo hampir setiap hari kita temui. Dimana saja, dan kapan saja. Sewaktu kita jalan-jalan di mal, membaca majalah, melakukan aktifitas kantor, dsb. Seperti halnya pakaian, logo memiliki banyak rupa dan gaya, baik dari segi bentuk, warna, tipografi maupun desainnya secara keseluruhan. Seperti pakaian pula, logo memiliki tren atau gaya yang cenderung berubah setiap periode tertentu. Berikut kami sajikan 15 tren desain logo terkini, berdasarkan sumber GDUSA edisi 2003.

1. Tetesan Air
Gaya desain logo dengan bentuk visual tetesan air, biasanya terdiri dari dua atau lebih tetesan air yang bergabung menjadi satu menjadi tren gaya desain logo saat ini. Bentuk geometri logo Cingular adalah contoh yang patut mendapat acungan jempol. Gaya visual desain ini dapat dipergunakan untuk menampilkan kesan sains dan teknologi. Bentuk-bentuk tetesan air ini seringkali divisualkan secara flat, dan banyak juga yang menggunakan efek highlight untuk menambah kesan dimensinya.

2. Refinement
Sudah sejak beberapa tahun yang lalu, desain visual logo kembali ke gaya simplicity, ala Chermayeff & Geismar dimana sudah sejak dulu selalu menjadikan kesederhanaan sebagai ciri khas yang utama. Penggunaan lambang geometri yang mengandung makna, digabung dengan frase visual yang sederhana. Gaya desain ini, sebenarnya merupakan gaya desain yang dipelopori oleh firma desain kondang, Chermayeff & Geismar.

3. Pop
Melanjutkan gaya kembali ke masa lalu, gaya desain pop, yang menjadi corak desain yang merajai di era 60 dan 70-an menjadi gaya yang digunakan desainer masa kini, terutama untuk desain logo dengan target market anak muda. Gaya desain pop sangatlah kental dan amat mudah untuk dilihat dan dirasakan, lengkap dengan gaya font dan warna-warna yang nge-pop.

4. Spiral/Gelombang
Gaya desain yang seringkali dipakai adalah spiral, atau gelombang. Dengan visual seperti efek air yang diteteskan pada permukaan air sehingga tercipta gelombang, atauspiral yang digoreskan secara bebas seperti goresan crayon anak-anak menjadi gaya tersendiri. Gaya geometri seperti ini seringkali disebut dengan Vortex.

5. Animorphic
Penggunaan binatang sebagai elemen desain logo juga merupakan tren desain logo terkini. Mengambil sisi positif dari karakter binantang, lalu menjadikannya sebagai penunjang identitas korporat adalah strateginya. Penggunaan karakter binatang pada logo kebanyakan digunakan pada perusahaan kecil menengah, dan beberapa perusahaan yang termasuk dalam Fortune 500, seperti karakter ikan paus yang digunakan Pacific Life atau karakter rusa pada John Deere yang didesain ulang oleh Landor.

6. Canted
Salah satu gaya desain logo yang unik dan menjadi tren adalah penggunaan bentuk geometri yang tidak memiliki arti simbolis khusus, tetapi kemudian setelah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki arti simbolis khusus. Salah satunya adalah bentuk geometri canted atau bentuk-bentuk geometri yang membentuk formasi lingkaran atau bola.

7. Wajah Orang
Bila anda menggunakan Mac OS, maka setiap kali anda menyalakan komputer akan melihat logo Mac OS yang berupa wajah manusia. Bentuk grafis yang berupa wajah manusia, menjadi gaya terkini. Tujuan dari bentuk ini adalah untuk lebih mengesankan keakraban atau lebih bersahabat. Bisa pula merefleksikan interaktifitas. Meski gaya desain wajah sudah lama dipergunakan orang, namun dewasa ini penggunaannya lebih simpel, dan kaya akan deformasi bentuk.

8. Bayangan
Efek bayangan juga menjadi gaya yang amat banyak dipakai sebagai elemen penunjang desain logo. Efek yang dihasilkan adalah kesan ruang, gravitasi maupun kedalaman. Selain itu, efek bayangan juga digunakan untuk merepresentasikan simbol-simbol yang memiliki arti khusus.

9. Transparansi
Aturan klasik yang mengatakan bahwa untuk membuat desain logo yang baik haruslah dengan menggunakan warna yang solid kini tak lagi berlaku. Kini banyak logo yang menggunakan banyak warna dengan efek transparansi alias tidak solid. Sebagai contoh adalah kupu-kupu MSN. Karena efek tranparansi yang seperti layer ini, seringkali desain logo seperti ini memiliki gaya yang unik dan khas.

10. Warna Hijau
Tren gaya warna hijau seringkali disebut sebagai gaya yang literal dan metaphoral. Gaya desain dengan menggunakan warna hijau dapat kita lihat dari karya-karya Landor seperti logo BP misalnya. Contoh lain adalah Cargill, ADM dan Monsanto. Tren penggunaan warna hijau terlebih karena impresi terhadap lingkungan hidup merupakan hal yang yang inngin ditonjolkan. Ini terjadi terutama pada perusahaan industri tertentu, yang menginginkan kesan akrab lingkungan karena selama ini impresi khalayak terhadap industri tersebut cenderung negatif terhadap lingkungan. Tren ini kemudian berkembang tak hanya pada logo perusahaan industri, melainkan juga pada perusahaan-perusahaan publik lainnya.

11. Tanda Baca
Pada masa lalu, tanda baca merupakan tanda yang digunakan untuk menandai kata-kata dengan makna tertentu, yang bisa pula berarti sesuatu yang bermakna kurang baik. Sekarang, seiring perkembangan jaman, tanda baca tidak hanya memiliki fungsi sebagai penanda kalimat-kalimat tertentu, melainkan bisa menjadi ikon yang lengkap dengan fungsi arti yang disandangnya. Sebagai contoh tanda baca “@”. Hampir semua industri dotcom, menggunakannya sebagai elemen pada disain logonya. Tanda “@” sudah sangat sinonim dengan dotcom.

12. Label
Selanjutnya, gaya desain logo yang menjadi tren adalah gaya label. Disebut demikian karena secara visual biasanya gaya ini mengambil suatu bentuk tertentu sebagai obyeknya dengan tulisan didalamnya, mirip seperti label. Dengan kata lain, gambarnya mengatakan apa yang mereka lakukan, sedangkan tulisannya mengatakan siapakah mereka. Gaya seperti ini, cenderung sederhana dan sangat mudah dikenali.

13. Ikon Foto
Gaya yang satu ini bisa dibilang gaya yang unik. Dengan visualisai yang menggunakan foto obyek-obyek sederhana yang ada di sekitar kita, logo jenis ini bisa berbicara banyak. Selain terkesan unik, impresi yang ditimbulkannya bisa pula elegan, seperti halnya gaya logo lainnya.

14. Slinky
Dengan efek kurva geometri, gaya ini menjadi tren dalam desain logo saat ini. Bentuk kurva yang digunakannya seringkali berbentuk spirograph, yang menghasilkan kesan slinky, akurat dan hitek. Beberapa contoh adalah logo Energex, Okamoto dan Luxeon.

15. Garis
Gaya terakhir yang menjadi tren terkini adalah gaya yang hanya menggunakan outline garis. Secara visual, biasanya terdiri garis yang membentuk suatu gambar. Obyek gambar seperti ini sebetulnya sudah dipelopori Picasso dan Calder dalam karya lukisannya jauh sebelum desainer logo menggunakannya. Salah satu kekuatan dari logo bergaya garis adalah kekuatan artistik yang ditimbulkannya.

Dari : Logoresource.com

Apa sih simbol itu

Symbol
A visible sign or representation of an idea; anything which suggests an idea or quality, or another thing, as by resemblance or by convention; an emblem; a representation; a type; a figure; as, the lion is the symbol of courage; the lamb is the symbol of meekness or patience.
Any character used to represent a quantity, an operation, a relation, or an abbreviation.
An abstract or compendium of faith or doctrine; a creed, or a summary of the articles of religion.
That which is thrown into a common fund; hence, an appointed or accustomed duty.
Share; allotment.
An abbreviation standing for the name of an element and consisting of the initial letter of the Latin or New Latin name, or sometimes of the initial letter with a following one; as, C for carbon, Na for sodium (Natrium), Fe for iron (Ferrum), Sn for tin (Stannum), Sb for antimony (Stibium), etc. See the list of names and symbols under Element.

Secara etimologis, simbol berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide (Hartoko & Rahmanto, 1998:133).
Ada pula yang menyebutkan “symbolos” yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang.

Biasanya simbol terjadi berdasarkan metonimi (metonimy), yaitu nama untuk benda lain yang berasosiasi atau yang menjadi atributnya.
Misalnya: si kaca mata untuk seseorang yang berkacamata. Si jangkung untuk orang yang tinggi kurus. Simbol juga terjadi karena metafora (metaphor), yaitu pemakaian kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan.
Misalnya: kaki gunung, kaki meja disebut berdasarkan kias pada kaki manusia. Batu pun bisa berteriak berdasarkan kias teriak manusia.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia:
“simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu”. Misalnya warna putih melambangkan kesucian, lambang padi lambang kemakmuran dan kopiah merupakan salah satu tanda pengenal bagi warga negara RI.

Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri.

Dalam konsep Pierce, simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri.
Hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang ditandakan (petanda) sifatnya konvensional. Berdasarkan konvensi itu masyarakat menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan menafsirkan maknanya.

Simbol dapat dibedakan berdasarkan:
1. Simbol-simbol universal, berkaitan dengan simbol-simbol umum, misalnya tidur sebagai lambang kematian.
2. Simbol kultural, yang dilatarbelakangi oleh suatu kebudayaan tertentu, misalnya keris dalam kebudayaan Jawa.
3. Simbol individual yang biasanya dapat ditafsirkan dalam konteks keseluruhan karya seorang pengarang.

Menurut Arthur Asa Berger, simbol diklasifikasikan berdasarkan:
Konvensional, aksidental dan universal. Simbol konvensional adalah kata-kata yang berdiri atau ada untuk menggantikan sesuatu. Simbol aksidental sifatnya lebih personal, sebagai contoh orang yang baru jatuh cinta di Surabaya, maka bagi dia surabaya adalah simbol cinta. Sedangkan simbol universal adalah sesuatu yang berakar dari pengalaman semua orang dan orang memahami sebuah simbol karena mempunyai pengalaman yang sama.

SIMBOL Menurut Pierce, simbol erat hubungannya dengan pikiran/referensi dan acuan.

Banyak orang selalu mengartikan simbol sama dengan tanda. Sebetulnya, tanda berkaitan langsung dengan objek, sedangkan simbol memerlukan proses pemaknaan yang lebih intensif setelah menghubungkannya dengan objek.

Tuesday, February 12, 2008

Dibalik Logo Toyota

Toyota Motor Corporation didirikan pada September 1933 sebagai divisi mobil Pabrik Tenun Otomatis Toyota.
Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27 Agustus 1937 untuk menciptakan Toyota Motor Corporation seperti saat ini.
Berangkat dari industri tekstil, Toyota menancapkan diri sebagai salah satu pabrikan otomotif yang cukup terkemuka di seluruh dunia. Merek yang memproduksi 1 mobil tiap 6 detik ini ternyata menggunakan penamaan Toyota lebih karena penyebutannya lebih enak daripada memakai nama keluarga pendirinya, Toyoda. Inilah beberapa tonggak menarik perjalanan Toyota.
Toyota sendiri didirikan oleh Sakichi Toyoda, yang berawal dari sebuah industri tekstil. Dibandingkan dengan industri-industri otomotif lain yang menggunakan nama pendirinya sebagai merek dagang seperti Honda yang didirikan oleh Soichiro Honda, Daimler-Benz (Gottlieb Daimler dan Karl Benz), Ford (Henry Ford), nama Toyoda tidaklah dipakai sebagai merek. Karena berangkat dari pemikiran sederhana dan visi waktu itu, penyebutan Toyoda kurang enak didengar dan tidak akrab dikenal sehingga diplesetkan menjadi Toyota.
Sakichi Toyoda lahir pada bulan Februari 1867 di Shizuoka, Jepang. Pria ini dikenal sebagai penemu sejak berusia belasan tahun. Toyoda mengabdikan hidupnya mempelajari dan mengembangkan perakitan tekstil. Dalam usia 30 tahun Toyoda menyelesaikan mesin tenun. Ini kemudian mengantarnya mendirikan cikal bakal perakitan Toyota, yakni Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. pada November 1926.
Di sini hak paten mesin tekstil otomatisnya kemudian dijual kepada Platt Brothers & Co, Ltd. dari Inggris, Britania Raya. Hasil penjualan paten ini, dijadikan modal pengembangan divisi otomotif. Mulai tahun 1933, ketika Toyoda membangun divisi otomotif, tim yang kemudian banyak dikendalikan oleh anaknya Kiichiro Toyoda, tiada henti menghasilkan inovasi-inovasi terdepan di zamannya.
Di tahun 1936 mereka meluncurkan mobil penumpang pertama mereka, Toyoda AA (kala itu masih menggunakan nama Toyoda). Kendaraan ini dari awal diharapkan menjadi mobil rakyat. Konsep produk yang terus dipegang Toyota hingga sekarang.
Empat tahun menunggu dirasa cukup melahirkan perusahaan otomotif sendiri dan melepaskan diri dari industri tekstil mereka. Kemudian tahun 1937 mereka meresmikan divisi otomotif dan memakai nama Toyota, bukan Toyoda seperti nama industri tekstil. Pengambilan nama Toyota dalam bahasa Jepang terwakili dalam 8 karakter, dan delapan adalah angka keberuntungan bagi kalangan masyarakat Jepang. Alasan lain yang dianggap masuk akal adalah industri otomotif merupakan bisnis gaya hidup dan bahkan penyebutan sebuah nama menjadi sisi yang begitu penting. Karena nama Toyoda dianggap terlalu kaku di dalam bisnis yang dinamis sehingga diubah menjadi Toyota yang dirasa lebih baik.
Setelah era Perang Dunia II berakhir, tahun 1950-an merupakan pembuktian Toyota sebgai penghasil kendaraan serba guna dan tangguh. Waktu itu kendaraan model Jeep akrab di Jepang. Terinspirasi dari mobil ini, Toyota kemudian mengembangkan prototipe Land Cruiser yang keluar tahun 1950.
Tak lama berselang, Toyota Land Cruiser mulai menandingi dominasi Jeep Willys. Bahkan dengan model-model selanjutnya, Toyota Land Cruiser bisa diterima di pasar yang kala itu sulit ditembus yakni Amerika Utara. Lewat model ini, Toyota masuk ke pasar-pasar di berbagai belahan dunia, Termasuk di Indonesia yang dikenal sebagai sebagai Toyota Hardtop Land Cruiser FJ40/45.
Toyota tidak hanya dikenal melalui Toyota Land Cruiser. Mereka juga mengembangkan model yang menjadi favorit dunia, sedan kecil. Lewat Corolla yang memulai debutnya pada tahun 1966, sedan mungil generasi awal ini memakai penggerak belakang mengubah tatanan sedan bongsor yang populer saat itu menuju arah sedan kecil yang kompak, irit dan ringkas. Memasuki tahun 1975, Corolla masuk dalam generasi ketiga dan terjual lebih dari 5 juta unit. Hal yang menakjubkan ini masih kokoh hingga sekarang. Mesin mobil Corolla ini kemudian digunakan di Indonesia sebagai mesin untuk kendaraan niaga keluarga serbaguna, Toyota Kijang generasi awal yang dikenal sebagai Kijang Buaya.
Sejalan makin mengglobalnya produk Toyota, mereka sadar tidak mempunyai grafik logo. Bahkan di Indonesia dijumpai kendaraan bermerk Toyota seperti Toyota Kijang dengan logo TOYOTA pada grill di bagian bonnet (hidung) mobil. Di tahun 1989 Toyota akhirnya memutuskan untuk membuat dua lingkaran oval (elips) yang menghasilkan huruf T dan ellips ketiga mengisyaratkan akan the spirit of understanding in design. Lingkaran ketiga itu sekaligus mengelilingi kedua lingkaran ellips sebelumnya yang berbentuk T itu sebagai bukti menjaga dan mempengaruhi sekelilingnya.